Ambon, Tabaosmaluku.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku menyampaikan persentasi kelulusan siswa tingkat SMA/SMK Tahun pelajaran 2023-2024, dimana untuk siswa SMA, dari total 21.546 siswa yang terdaftar. Terdapat 21.486 yang dinyatakan lulus atau 92,72 ,%. Sementara ada 60 siswa lainnya atau 0,37% yang dinyatakan tidak lulus.
Pernyataan ini Disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Dr. Insun Sangadji, dalam keterangan Persnya kepada awak media , Senin (27/05/2024)di ruang rapat dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Maluku.
Sangadji menjelaskan, Mereka yang tidak lulus ujian ini, disebabkan 55 siswa tidak mengikuti ujian, 3 siswa telah menikah serta 2 siswa lainnya di Drop Out (DO)
Pasalnya, ke-60 siswa yang tidak lulus ini tersebar di 8 Kabupaten/kota di Maluku di antaranya, Kota Ambon sebanyak 13 siswa, Kota Tual 3 siswa, Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 12 siswa, Kabupaten Kepulauan Tanimbar 10 siswa, Kabupaten Kepulauan Aru 2 siswa, Kabupaten Buru 15 siswa, Kabupaten Seram Bagian Timur 2 siswa dan Kabupaten Maluku Barat Daya 3 siswa.
Sementara untuk Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Buru Selatan dinyatakan lulus 100 persen,” rinci orang nomor satu di jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku ini.
Sementara untuk tingkat kelulusan siswa SMK Provinsi Maluku Tahun pelajaran 2023-2024 lanjut Sangadji, bagi SMK Negeri jumlah peserta ujian sebanyak 5132 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 5129 siswa. sedangkan yang tidak dinyatakan lulus sebanyak 3 siswa. untuk SMK swasta dari total keseluruhan siswa yang mengikuti Ujian Nasional sebanyak 1965, yang dinyatakan lulus sebanyak 1959, yang tidak lulus sebanyak 6 siswa.
Lanjut Sangadji, bahwa ke-9 siswa tingkat SMK yang tidak lulus ini, diantaranya, 2 siswa dengan kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik telah menikah di Namrole, Kabupaten Buru Selatan, 2 siswa jurusan Nautika Kapal Niaga berada di luar daerah Kabupaten MBD dan sorong – Papua Barat dan tidak mengikuti tahapan ujian, 2 siswa dari jurusan Teknikal Kapal melakukan pelanggaran berat dengan memobilisasi siswa dari sekolah lain termasuk masyarakat menyerang sekolah dengan menggunakan alat tajam, kayu, batu dan busur anak panah selama dua hari berturut-turut dan melempari gedung sekolah, guru dan siswa, sehingga salah satu siswa terkena panah dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
selain itu, ungkap Sangadji, terdapat pula siswa yang tidak mengikuti seluruh rangkaian penilaian baik ujian sekolah hingga uji kompetensi keahlian. meskipun berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah, baik itu pendekatan ke peserta didik maupun keluarga. akan tetapi informasi yang diperoleh peserta didik sidah tidak berada di Sorong, Papua dan tidak melanjutkan studi. Sedangkan 1 siswa lainnya dengan kompetensi keahlian agribisnis perikanan air tawar telah menikah dan tidak lagi mengikuti poses belajar mengajar. (**)