AMBON, Tabaosmaluku.com – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Ambon, melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Semester Ke II Tahun 2024, setelah sebelumnya telah dilakukan pada semester I, Mei lalu. Kegiatan ini dilaksankan di Ruang Rapat Vlissingen balai Kota, Kamis (3/10/24).
Untuk diketahui kegiatan ini dibuka oleh Pj. Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, Desy Kaya, dengan kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana (DPPKB), J.W Patty, dengan pemberi materi, Ketua TPPS Kota, Enricho Matitaputy. Dan para peserta yakni; Ketua TP-PKK Kecamatan Se -kota Ambon, Camat (Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan), Raja/Kades, Lurah, yang merupakan ketua TPPS desa/kelurahan/negeri.
Kaya dalam arahan singkatnya mengungkapkan, Rakor TPPS ini merupakan hal yang sangat strategis untuk mebangun koordinasi dan kerja sama antar organisasi pemerintah daerah (OPD) dab TP-PKK guna penanganan bahaya stuntingdi kota ini.
“Stunting bukan sekedar menjadi permasalahan nasional tetapi juga permasalahan global dalam kerangka pembangunan kualitas SDM. permasalahan stunting mempunyai banyak dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap melalui kegiatan ini terjadi penurunan angka stunting di kota ini semakin signifikan. Yang terpenting semua pihak mampu bekerja sama dalam hal memberuntas pertumbuhannya, agar kita dapat mewujudkan Indonesia emas 2045 mendatang.
“Saya berharap kegiatan rapat koordinasi percepatan penurunan stunting yang dilaksankan pada hari ini dapat memberikan pemahaman, menyatukan komitmen kita semua,
baik tim percepatan penurunan stunting Kota, Kecamatan, dan Desa/kelurahan merumuskan langkah-langkah strategs membangun kerja sama lintas sektor,” harapnya.
Untuk diketahui,melalui data yang dibeikan oleh Dinas Kesehatan jumlah kasus Stunting di kota ini mengalami fluklatif yakni angka stunting pada tahun 2021 mencapai 798, yang kemudian ditahun 2022 maka mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni 472. Setelah itu ditahun 2023 juga mengalami penurunan sebanyam 364 kasus, yang kemudian terjadi kenaikan pada tahun 2024 sebanyak 435. (**)