
Ambon, Tabaosmaluku.com – Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) Perwakilan Maluku bekerja sama dengan Pemerintah Kota Ambon menyelenggarakan kegiatan pelayanan rohani bertajuk “Ekbale 2025”, yang secara khusus menyasar para pemimpin di lingkungan pemerintahan maupun Gereja.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Penjabat Sekretaris Kota (Pj. Sekkot) Ambon, Robby Sapulette, dalam acara yang digelar di Ruang Rapat Vlissingen, Balai Kota Ambon, Senin (19/5). Turut hadir sebagai pembicara yakni Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Lucas Christian Sohilait.
Dalam sambutannya, Sapulette menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan yang mengangkat tema “Integritas dan Etos Kerja, Bekerja dengan Hati, Melayani dengan Sepenuh Hati”. Ia menegaskan bahwa Pemkot Ambon mendukung penuh setiap kegiatan positif yang memberikan kontribusi bagi pengembangan karakter dan pelayanan publik.
“LPMI dengan tekad dan kerja kerasnya telah menunjukkan dedikasi dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pemerintah akan selalu mendukung kegiatan yang berdampak langsung pada penguatan nilai-nilai kehidupan masyarakat,” ujar Sapulette.
Ia menambahkan, Pemkot Ambon secara aktif mendorong sinergi dan kolaborasi dalam gerakan pelayanan rohani yang menyentuh hati, sebagai bagian dari upaya pembinaan mental dan spiritual bagi ASN. Harapannya, kegiatan ini dapat memperkuat nilai kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, dan ketulusan.
“Sama-sama kita sukseskan acara ini, karena pelayanan yang tulus bagi warga kota bersumber dari iman yang murni dan hati yang bersih. Pemimpin yang memiliki kejernihan hati akan menjadi penyejuk dan inspirasi bagi orang lain,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan LPMI Maluku, Frets Lekransy–Sirait, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa LPMI merupakan lembaga misi yang turut mengambil bagian dalam pembangunan sumber daya manusia di Maluku. Fokus utama lembaga ini berada pada tiga bidang strategis, yaitu pelayanan kampus, pelayanan bagi pemimpin dan profesional, serta kerja sama dengan gereja dan pemerintah.
Ia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, yang menurutnya membutuhkan pendampingan spiritual agar memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. “Kami merasa terpanggil untuk menjadi perpanjangan tangan gereja dan pemerintah dalam menjangkau generasi muda dan membentuk mereka menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan berintegritas,” ungkap Lekransy.
Untuk diketahui, nama kegiatan “Ekbale” diambil dari bahasa Yunani yang berarti “mengirimkan”. Istilah ini diambil dari Injil Matius 9:38 yang berbunyi: “Karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”(**)




