Ambon, 27 Oktober 2025 — Mensyukuri penyertaan Tuhan dalam perjalanan Gereja Protestan Maluku (GPM), tokoh muda gereja Bung Michael Wattimena (BMW) menyampaikan rasa syukur atas berakhirnya Sidang Sinode ke-39 GPM yang berlangsung selama delapan hari penuh berkat pertolongan Tuhan.
Lewat sambungan telepon selulernya pada Minggu (26/10/2025), tenaga ahli Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Komisaris Pertamina International Shipping itu mengungkapkan rasa bangga dan harapannya bagi kepemimpinan baru GPM periode 2025–2030.
“Sebagai anak GPM, saya bersyukur dan mengucapkan selamat atas terpilihnya Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM yang baru. Kiranya Tuhan Sang Kepala Gereja memperlengkapi mereka dengan hati, pikiran, dan ketahanan spiritual yang kuat untuk menakhodai bahtera GPM demi kemuliaan-Nya,” ujar Wattimena.
BMW menegaskan, GPM sebagai rumah besar umat di Maluku dan Maluku Utara harus terus menjadi wadah pelayanan yang terbuka, inklusif, dan berdampak bagi masyarakat. Ia juga berkomitmen untuk tetap bergandengan tangan dengan seluruh unsur gereja dalam memperkuat pelayanan dan kesaksian iman.
Sidang Sinode ke-39 GPM yang dipusatkan di Gereja Maranatha Ambon telah menghasilkan kepemimpinan baru yang akan menahkodai perjalanan gereja lima tahun ke depan. Pendeta Sacharias Izack Sapulette resmi terpilih sebagai Ketua Umum MPH Sinode GPM, didampingi oleh Pendeta Ricardo Ambroso Rikumahu sebagai Wakil Ketua I, dan Pendeta Adriana Lohy, S.Th sebagai Wakil Ketua II.
Sementara itu, Pendeta Herman Reinhard Tupan dipercaya sebagai Sekretaris Umum, dan Pendeta Max Takaria sebagai Wakil Sekretaris Umum.
Struktur MPH juga dilengkapi dengan jajaran anggota: Pendeta Irene K. Koljaan, S.Th, Pendeta Wem Terloy, S.Th, Penatua Prof. Dr. Mathilda Timisela, serta Penatua Phill Meno Latumerissa, S.Pd.
Menurut BMW, susunan pengurus ini mencerminkan wajah GPM yang berimbang dan dialogis — perpaduan antara pengalaman pelayanan, kapasitas akademik, dan semangat spiritual yang kuat. Ia optimistis kepemimpinan baru ini akan mampu memperkuat tata kelola gereja, menjamin kesinambungan kebijakan pelayanan, serta meneguhkan persekutuan umat di tengah dinamika masyarakat kepulauan.
“Kehadiran para pendeta dan penatua dengan latar belakang beragam menunjukkan wajah GPM yang terbuka, menghargai keberagaman peran dalam tubuh pelayanan. Inilah kekuatan GPM sebagai gereja rakyat yang melayani dengan hati,” tambahnya.
BMW juga berharap kepemimpinan baru GPM dapat memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor — bergandengan tangan dengan pemerintah, lembaga sosial, serta komunitas lintas agama — untuk membangun kehidupan masyarakat Maluku dan Maluku Utara yang damai, berdaya, dan penuh kasih.
“Mari kita terus melayani dengan hati yang tulus, menumbuhkan iman, dan menjadi berkat bagi tanah Maluku dan Maluku Utara,” tutupnya.
