AMBON,Tabaosmaluku.com keluarga besar wattimena satu moyang menggelar ibadah natal, yang berlangsung di baileo oikumene, kompleks gereja maranatha jl. Raya pattimura Ambon, Rabu (27/12/2023).
Natal kelurag besar wattimena satu moyang mengusung tema “semoga damai natal memberi kesukacitaan pada nurani persaudaraan yang sedia menjadi pewarna damai untuk perdamaian”. perayaan natal tersebut berlangsung khidmat, dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan.
Hadir pada kesempatan tersebut Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, pembina WSM, DR Michael Wattimena, SE, SH, MM, dan sejumlah tokoh masyarakat dari marga Wattimena, kebersamaan dalam ibadah Natal tersebut, dihadiri umat Muslim dari marga Wattimena. Mereka dari Laimu, Kabupaten Maluku Tengah dan Kataloka, Kabupaten Seram Bagian Timur dan sejumlah daerah lainya.
Dalam refleksi natal Yang terambil dari matius 1:16-17, matius 2:1-12 Pdt thos Ruhulesin mengatakan, mengasihi sangat penting.”Jadi injil Matius, bilang sebelum mengasihi orang lain, terlebih dahulu mengasihi saudara sendiri. Jadi perayaan Natal ini bukan hanya selebrasi semata, tapi bagaimana komitmen yang dibangun agar semuanya berjalan dengan baik.
Dia kemudian mencontohkan, Raja Herodes yang merasa jabatan yang didudukinya, tidak digantikan oleh orang lain. Namun, akhirnya lengser dan digantikan oleh orang lain.”Jadi kita harus memahami bahwa setiap orang ada masanya. Setiap masa ada orangnya. Herodes itu tahu dia punya masa. Padahal, dia lupa setiap orang ada masanya,
Untuk itu, dia mengaku, WSM sekarang punya masa, karena ada sejumlah marga Wattimena ikut kontestasi politik lima tahunan pada pemilu 2024 mendatang.” Sekarang katong pung masa, tapi melalui sebuah tahapan dengan satu pikiran yang katong maju. Keluarga Wattimena 2024 ada yang maju, tapi tidak pilih juga sama saja. Jadi harus komitmen.
Ketua Panitia Natal WSM, Abubakar Wattimena dalam laporannya mengatakan, Natal yang digelar dihadiri bukan hanya umat Kristiani marga Wattimena, tapi juga dihadiri umat Muslim berharga Wattimena.”Jadi Natal ini dihadiri dua komunitas Kristen dan Muslim. Ini semangat kebersamaan yang kita bangun selama ini,”ungkapnya.
Olehnya itu, Abdullah Wattimena yang berasal dari Laimu, Kabupaten Maluku Tengah ini mengapresiasi sejumlah pejabat marga Wattimena dan sejumlah tokoh lainya seperti Michael Wattimena yang berkontribusi sehingga Natal perdana digelar.
Selain itu Jhon Wattimena, Ketua Umum WAM katakan WSM awalnya terbentuk melalui Group Whatshap sekitar 2017 lalu. Namun, kembali aktif 2021 lalu.”Jumlah anggotanya saat itu 60 orang. Makanya, organisasi terus bergerak dan malam ini kita gelar Natal perdana.
Disamping itu, Wattimena akui , pihaknya berencana menggelar halal bi halal karena marga Wattimena juga dari Muslim.”Mohon doanya agar pemilu 2024 mendatang kita menentukan arah dan kebijakan pemerintah. Ada 12 orang marga Wattimena maju kompetisi di legislatif. Mohon doa dan dukungannya.
Ditempat yang sama Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena dalam pesan natalnya mengatakan, ibadah syukur Natal yang dihadiri umat Muslim menunjukan satu kebersamaan. “Kesan saya, Natal di Kota Ambon dan Natal dimana-mana menunjukan karakter umat Kristiani menyambut kelahiran Yesus Kristus. Karakter ini menunjukan identitas orang Kristen muncul dalam perayaan Natal dimana-mana yang ditunjukkan umat Kristiani sambut Natal Kristus putra Natal.
Menurut Wattimena yang berasal dari Siwang, WSM yang dikumpulkan dari berbagai latar belakang menunjukan persekutuan orang basudara. “Karakternya saling mengasihi dan saling menopang satu sama yang lain. Karakter ini dari mana berada, kita hari ini mengikat diri dalam organisasi persekutuan, kita mendukung agar organisasi ini semakin besar dan menjadi organisasi yang terbuka menerima warga Wattimena dari manapun berada. Natal ini mengigatkan kita tunjukan Karakter WSM. Intinya satu tidak marah yang lain, tapi baku sayang.
Meski begitu, ingat dia, berdirinya WSM tidak memiliki kepentingan, namun mewadahi marga Wattimena. Untum itu, Walikota yang juga Sekretaris DPRD Provinsi Maluku ini menuturkan, dirinya pernah berdiskusi dengan Welem Wattimena, ketika masih menjabat anggota DPRD Provinsi Maluku.”Saya dan Pak Welem sering berdiskusi bagaimana membuat satu wadah marga Wattimena dimanapun berada. Siapapun pengurus WSM kita saling mendukung. Persekutuan kita jaga dan bina dengan baik. Jangan terpecah satu sama lain.
Dia mengaku, banyak organisasi paguyuban dibentuk sering terpecah. Karenanya, dia berharap, WSM tidak terpecah. “Ini peluang merubah dan memperbaiki diri kita seperti Yesus Kristus. Nilai-nilai suka cita dan kebahagian merubah diri kita. Saya harap WSM memperbaiki hubungan kita. Peluang bangun organisasi ini dengan Komitmen orang basudara kumpul dalam satu wadah kumpulkan kita. Jangankan Wattimena dari Seri dan Siwang. Kita tidak saling mengenal. Tapi bagaiaman komitmen kita WSM ada dan percaya organisasi ini kedepan lebih baik.
Karenanya, dia berharap, 12 rangka marga Wattimena yang ikut calon di pemilu legislatif bisa berhasil, sehingga persekutuan yang dibangun ada hasilnya.”Saya tidak kampanye. Tapi bagaimana saling mempersatukan agar lebih baik kedepannya. Saya juga berharap organisasi ini kedepan punya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga agar kedepan lebih eksis.
Sementara itu, Pembina WSM, DR Michael Wattimena, SE, SH, MM mengaku, ketika ketua panitia Natal WSM dan Ketua Umum WSM menghubunginya untuk merayakan Natal dirinya langsung merepon.”Ini adalah sebuah momentum historis yang sangat strategis. Kalau momentum strategis, kita ambil tempat yang selalu diingat WSM, makanya saya usul digelar di Baileu Oikumene, padahal ketua panitia dan ketua umum WSM ingin Natal digelar di Gereja.
Tujuannya, sebut dia, Baileu merupakan identitas orang Maluku yang biasanya dipakai untuk berkumpul didalamnya.”Ini nilai warisan nenek moyang kita yang diwariskan bagi orang tua kita tempo dulu. Nah, saat ini kita nostalgia tempo dulu, tapi dalam perspektif untuk masa yang akan datang.
BMW (Bung Michael Wattimena) mengigatkan, bahwa kegiatan Natal yang digelar bukan hanya sedemikian untuk mengigatkan nostalgia masa lalu.
” Saya tadi bicara dengan pak Wali. Bahwa yang disampaikan pak Ampi bahwa dengan WSM, kita jawab Mena didepan. Kita didepan, kalau marga lain dibelakang. Tapi, apakah kita nostalgia masa lalu, namun apa yang kita lakukan saat ini adalah masa depan, yang leboh baik.
Anak negri itawaka ini katakan, Kita punya wadah hukum, kita ekpresikan hari ini dirasakan lewat Natal perdana WSM. Kedepan disampaikan pak Jhon buka puasa bersama dan halal bi halal bersama-sama. Kehadiran Kristus bukan hotel mewah, tapi dilakukan di kampung-kampung untuk dirasakan masyarakat. Kita harus berbagi kepada warga yang mengalami penderitaan bila dibandingkan di Kota Ambon. Marga Wattimena ada Kristen dan Muslim. Kita harus bermakna kepada orang lain. Tahun 1986 samalpai 1991 lalu, dimana Walikota Ambon, Deki Wattimena menjadikan kota Ambon dikenal oleh warga Nusantara dapat Adipura,
Maka dari itu, WSM harus bermakna dan bernilai sebagaimana yang disampaikan Pendeta.” Jangan biasa-biasa saja. Ini luar biasa, kita harus harus lebih besar lagi.Kita bawa paduan suara dari Bethel yang juara, makanya kita harus jadi juara, karena kita Mena. Wattimena satu moyang Mena. Mena didepan, kita harus memiliki kualitas. Saya DR Michael Wattimena SE, SH, MM, ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru. Dalam kehidupan satu moyang kita alami perubahan yang dahsyat bagi kita semua.